Jumat, 21 Maret 2008

kesepian

dalam keriuhan, aku diam
saat kericuhan, aku tetap sendiri
dalam gegap gempita,
aku masih sepi........

seonggok daging, berkelana........
tanpa jiwa tak berperasa.....
hilang, sirna, musnah, tiada.......
semua....dalam kegelisahan jiwa.....

apa yang aku cari
apa yang ku ingini
apa yang akan kugapai
semua hanya sepi dan sendiri

bY: abino

Senin, 17 Maret 2008

Akidah Ilmu Kalam

AKIDAH ILMU KALAM

Akidah ilmu kalam merupakan suatu ilmu yang mempelajari persoalan keimanan umat islam secara kritis dan mendalam. Sebenarnya mata kuliah ini tidak jauh beda dengan mata pelajaran yang sudah pernah diajarkan di Madrasah Ibtidaiyah ataupun Madrasah Tsanawiyah yaitu akidah ahlak, atau kalau yang dari pondok pesantren di ajarkan pada kitab “At-Tijan Ad-Durari” atau juga pada kitab “Aqidatul Awam” yang mana pada pembahasannya banyak mempelajari tentang rukun iaman, rukun islam, sifat wajib bagi Allah dan Rasulullah, juga ada beberapa asma’ Allah (Asmaul Husna).
Pada perkuliahan ini juga akan membahas mengenai permasalahan yang sama pada pembahasan di sekolah dulu, tapi yang membedakan dari pembahasan di tingkat sekolah adalah pada sikap kritis yang berupaya ditonjolkan dalam menyikapi atau mempertanyakan perihal dogma-dogma agama diatas.
pada pembelajaran di sekolah, sejak MI (Madrasah Ibtidaiyah) sampai MA (Madrah Aliyah) kita hanya tau bahwa rukun iman itu ada enam, rukun islam itu ada lima, sifat wajib Allah itu ada dua puluh, dan sifat muhalnya pun ada dua puluh. Tapi kita tidak pernah tau darimana datangnya bilangan-bilangan tersebut, hal ini lah yang membedakan pembahasan di sekolah dengan di perkuliahan. Pada perkuliahan, kita akan mulai memmpertanyakan dan mengkritisi manfaat dari diketahuinya bilangan-bilangan tersebut. Dalam perkuliahan, setelah mengetahui bilangan-bilangan tersebut tidak berhenti dan selesai begitu saja sebagaimana halnya di sekolah dulu, tapi disini kita mulai menanyakan kenapa rukun iman itu harus enam (misalnya).
Konsep diatas merupakan buah pikiran para ulama’ dan imam dalam memahami Al-Qur'an dan Hadis. Sehingga memunculkan beberapa gagasan untuk memudahkan orang awam mengenal Allah dan RasulNya dengan mengetahui hal-hal yang mendasar dan lebih mudah dipahami.
Konsep teologi yang seperti ini ternyata berbeda dengan madzhab lain (Syi’ah, Jabariyah, Mu’tazilah, dll) selain yang kita anut selama ini (NU, Muhammadiyah) yang mungkin telah diajarkan oleh para pendahulu kita menyatakan bahwa rukun iman itu ada enam, konsep yang seperti ini tidak serta merta dibenarkan oleh semua golongan umat islam, kita tahu bahwa di dalam islam banyak terdapat golongan-golongan keagamaan yang mempunyai konsep teologi yang berbeda-beda, misalnya saja syi’ah yang dalam madzhabnya ada 12 imam yang ijtihadnya dijadikan rujukan pengambilan hukum.
Sebenarnya pemikiran ketuhanan kita masih stagnan, sering kali kita kurang perduli dengan makna yang terkandung dalam dogma-dogma keagamaan, bahkan kita cenderung taklid (ikut-ikutan) melakukan suatu ritual keagamaan tanpa tau hukumnya, kita sering kali berhenti hanya sebatas melakukan apa yang dilakukan oleh anutan kita (ulama’) tanpa tau dasar hukum yang melandasinya. Kita tidak pernah mengkritisi atau mempertanyakan asal usul dilakukannya suatu ritual keagamaan dan dan menfaatnya pada kehidupan sehari-hari kita.
Konsep-konsep keagamaan seperti rukun iman, rukun islam, sifat wajib dan mukhal Allah, dan lain-lain. Merupakan indoktrinasi dari para pendahulu kita yaitu kalangan, kelompok madzhab atau aliran yang kita anggap ahlussunah wal jama’ah.
Akibat dari keberagaman golongan dan dan konsep teologi yang mendasarinya kita sering mendengar salah menyalahkan dan bahkan saling mengkafirkan antara golongan satu dengan golongan lainnya. Hal ini dikarenakan kita sering melupakan sejarah atau sebab-sebab dari keberadaan konsep teologi yang muncul dan tumbuh berkembang di kalangan masyarakat islam. Kalau menilik islam pada zaman nabi dahulu, niscaya kita tidak akan menemukan hal yang seperti sekarang ini. Karena pada zaman itu tidak ada perbedaan atau kesalah pahaman dalam memahami konsep keagamaan karena memang diwaktu itu ada Nabi Muhammad sebagai pusat keluh kesah masyarakat untuk menanyakan segala hal mengenai agama dan kehidupan.
Hal ini menjadi pertanda bahwa konsep teologi dari umat islam itu mengalami masa pengembangan dan perbedaan antara golongan satu dengan golongan lain mengingat pemikiran setiap orang juga berbeda-beda dan tidak ada Nabi sebagai penengah apabila terjadi kesalahan dalam memahami dogma agama.

Kamis, 13 Maret 2008

puisi sepi

Saat ini adalah saat dimana aku memikirkan bagaimanakah hidupku ini sebenarnya berjalan. Layaknya kereta yang membutuhkan rel untuk melaju, kehidupan ini pun aku rasakan juga begitu. tapi sejauh yang saya ketahui, rel kehidupan pun banyak sekali, dan aku tidak tahu hidupku ini melaju pada rel yang mana.
Saat aku merasa duniaku tidak butuh lagi materi, uang, ataupun ketenaran. Disaat itu pula aku bingung apakah yang aku cari di dunia ini? Aku bukanlah orang yang bisa berlama-lama di tempat persujudan, aku bukanlah seorang yang bisa berteriak, aku bukanlah orang yang bisa menguraikan isi hati dengan kata-kata di depan orang, aku hanya bisa diam, membisu, menyendiri, menyepi, bungkam, berdiam dalam kesendirian. Aku adalah aku…….seorang manusia pendosa.
Malam menjelang, pagi mendatang, mata hari tenggelam bulan benderang. Hanya dalam diam, sendiri, kesepian hati. Tak ada yang menemani hanya seonggok daging tak berjiwa, menantikan curahan cahaya kegairahan hidup.
Selayaknya manusia biasa, aku pun dikaruniai dengan perasaan dan cinta. Tapi apa? Aku tak pernah merasakan cinta……hubungan cinta yang selama ini aku jalani hanya sebagai treen yang wajar di kalangan anak muda, mungkin lebih tepatnya karena aku tidak mau dikatakan jomblo dan tidak ada yang mau, secara fisik aku termasuk tipe cowok yang diidam-idamkan wanita, dengan tinggi 178 cm, dan berat badan 60 kg, dan wajah yang imut. Tapi sebagaimana salah satu lirik lagu mengatakan “karena cinta tercipta hanya sebagai pemuas nafsu belaka” aku pun tidak merasakan hakikat cinta itu sebenarnya. Aku hanya merasakan hampa dari perasaan apapun itu bentuknya.
Kepedihan hati, keterombang-ambingan, ketidak pastian, tak ada harapan, itulah teman sehari-hariku. Tak ada harta, tahta ataupun wanita tak menjadi persoalan bagiku, hanya berteman sepi, memeluknya, menciumnya, bergumul dalam dunianya, hingga aku berusaha merengkuh kenikmatan darinya, walaupun sesaat dan hanya sebentar.
diam dalam kebisingan, terbahak dalam kepedihan, menangis dalam kebahagiaan, gaduh dalam kesunyian, itu lah aku, seonggok daging tanpa jiwa. Nilai-nilai religius yang aku pelajari di pondok pesantren dulu seakan lenyap tanpa jejak sepeninggalan. Hanya sayup-sayup aku mendengar ceramah kyaiku di pondok dulu, tapi ah…..itu hanya angina lalu, hanya sekejap, dan tak lebih banyak dari kata “sekejap”.
Bagaimana dengan tuhanku? Dia adalah yang maha tau, dia yang paling dekat dengaku, melabihi dekatnya urat nadi di lenganku, dia menyayangiku melebihi sayangnya pacarku kepadaku. Tapi apalah itu, aku tidak pernah merasakanya, atau aku memang berusaha untuk tak merasakannya? Padahal aku tau nyawa, jiwa, buana, rasa, dan lain sebagainya. Adalah dia yang mengaruniakan, dia yang mencurahkan, dia yang menghujaniku dengan rahmat, tapi………ah aku terlalu banyak dosa untuk merengkuh kesuciannya.
Kini tinggal aku sendiri, berteman sepi, ya……sepi, dia yang paling setia menemani, tapi sudahlah, setidaknya masih ada yang bisa aku rasakan walaupun itu hanya sebuah kesepian, maka aku akan bergumul, merangkul, memeluk, dan bahkan bersetubuh dengan sang sepi itu.
Wahai sepi………
Jangan kau pergi……..
Seperti siang meninggalkan pagi……
Seperti asap meninggalkan api……
Dan seperti para hidung belang,
Yang meninggalkan mani…

Tetaplah menemaniku………
Ditiap waktuku……..
Ditiap relung hatiku……
Bahkan setiap inci tubuhku…

Genggamlah aku dengan tangan gulitamu……..
Rengkuhlan aku dengan sepimu….
Peluklah aku dengan kesendirianmu……
Atau bunuh saja aku dengan pedang meranamu……..

Karena aku sangan mencintaimu…
Sepi……….
By: sepi…….

Rabu, 12 Maret 2008

metode penelitian

Metode Penelitian
Revitalisasi Bangunan Bersejarah di Banda Aceh






KATA PENGANTAR



Syukur Alhamdulillah Penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan Kesempatan kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penelitian dan telah dapat Penulis sajikan dalam bentuk tulisan yang berjudul “Revitalisasi Bangunan Bersejarah Di Banda Aceh”

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulis laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Semua itu tidak terlepas dari batasnya Ilmu Pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki.

Dalam penulisan laporan penelitian ini penulis telah banyak menerima bantuan, bimbingan dan saran dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Ir. Bustari, MT, yang telah bersedia memberikan bimbingan dan masukan kepada Penulis. Sehingga Penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Penduduk masyarakat Indrapuri yang telah memberikan Penjelasan tentang objek yang diteliti.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, dengan harapan semoga laporan hasil penelitian ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Semoga Allah SWT memberikan taufik dan hidayah-Nya serta balasan yang setimpal atas budi baik dan jasa-jasa mereka yang telah banyak membantu penulis.



Banda Aceh, 20 Februari 2004



Penulis

Uli Roslaini



































BAB I

PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang

Nanggroe Aceh Darussalam memiliki bangunan peninggalan sejarah dan purbakala yang cukup banyak seperti rumah adat, mesjid kuno, makam-makam kuno, benteng dan lain-lain. Salah satu peninggalan sejarah purbakala yang masih dapat kita jumpai di daerah kita ini adalah di desa Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar, sekitar 24 km kesebelah utara dari kota Banda Aceh.

Yang dimaksud dengan bangunan bersejarah adalah bangunan atau benda yang telah berusia lebih dari 50 tahun dan mengandung nilai sejarah atau benda dan bangunan yang mewakili gaya yang khas serta dianggap memiliki nilai sejarah.

Bentuk dan jenis bangunan purbakala adalah sebuah bekas bangunan peribadatan (candi) yang diatasnya didirikan sebuah mesjid pada periode berikutnya (Mesjid Indrapuri). Saat ini bangunan tersebut lazim disebut Mesjid/benteng Indrapuri, disebut demikian karena letaknya didesa Indrapuri.

Berbicara mengenai Benteng Indrapuri kita tidak bisa terlepas dari sejarah masuknya pengaruh budaya Hindu didaerah ini sebagai pendirinya. Jauh sebelum kerajaan Aceh muncul telah ada berita tentang tempat-tempat dan kerajaan didaerah ini. Berita tertua berasal dari Dinasti Han. Dalam Tambo Dinasti Han disebutkan negeri yang bernama Wang Tehe yang penduduknya sama dengan penduduk Hai-nan hidup dari perdagangan dan perampokan. Dalam buku Claudius Ptolomeus seorang ahli ilmu bumibangsa Yunani yang ditulis pada tahun 165 M, menyebutkan satu persatu nama negeri yang terletak pada jalan dengan India-Cina.

Dalam periode selanjutnya setelah kedatangan agama Islam di daerah Aceh, tepatnya pada Pemerintahan Sultan Iskandar Muda, diatas pondasi bekas bangunan candi tersebut dibangun sebuah Mesjid. Ini bertujuan untuk dapat lebih memudahkan masyarakat memeluk agama Islam. Mejid Indrapuri ini merupakan pusat kegiatan umat pada masa itu termasuk kegaitan ibadah, pendidikan dan kebudayaan, ekonomi dan politik, sosial dan lain-lain.

Dari sini telah banyak menghasilkan Ulama- Ulama dan tenaga-tenaga ahli pembangunan yang disumbangkan untuk kerajaan Aceh Darussalam dan wilayah-wilayahnya yang luas.Mesjid indra puri sebagai ibukota Kerajaan Aceh Darussalam hanya beberapa bulan akibat agresi Belanda yang kedua yang menyebabkan daerah itu direbut oleh Belanda.Sehingga ibukota kerajaan Aceh darussalam dari Indra Puri dipindahkan ke Keumala.,dan membuat bagian selatan dari Keumala yang menjadi

tempat kedudukan Sultan kemudian terkenal dengan nama “Keumala Dalam”yang artinya Keumala tampat terletaknya Kerathon Sultan.

Peristiwa terakhir yang terjadi dalam Mesjid Indra Puri dizaman jayanya,adalah peristiwa pelantikan Tuanku Muhammad Daud Syah menjadi Sultan Alaidddin Muhammad Daud Syah pada akhir tahun 1874.



1.2 Permasalahan.
Adakah pengaruh yang ditimbulkan akibat perkembangan\pemugaran Benteng Indra Puri?
Apa efek yang ditimbulkan akibat pertumbuhan kawasan Benteng Indra Puri pada masa kini dan pada masa mendatang?
Bagaimanakah cara menyiasati perkembangan kawasan Benteng Indra Puri agar sesuai dengan fungsinya?



1.3 Batasan /Objek Penelitian.

Penelitian dilakukan untuk kawasan Benteng Indra Puri dalam batasan mencakup keadaan serta keberadaan dari bangunannya pada masa lampau,masa kini dan perkiraan untuk masa yang akan datang.







1.4 Maksud dan tujuan

Revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi kemudian mengalami kemunduran/degradasi. Skala revitalisasi ada tingkatan makro dan mikro. Proses revitalisasi sebuah kawasan mencakup perbaikan aspek fisik, aspek ekonomi dan aspek sosial. Pendekatan revitalisasi harus mampu mengenali dan memanfaatkan potensi lingkungan (sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra tempat).
Menurut Laretna T. Adishakti dalam tulisannya mengatakan bahwa kegiatan konservasi bisa berbentuk preservasi dan pada saat yang sama melakukan pembangunan atau pengembangan, restorasi, replikasi, resontruksi, revitalisasi dan atau penggunaan untuk fungsi baru suatu aset masa lalu. Untuk melakukkannya perlu upaya lintas sektoral, multidimensi dan disiplin serta berkelanjutan. Revitalisasi sendiri bukan sesuatu yang hanya berorientasi pada penyelesaian keindahan fisik saja, tapi juga harus dilengkapi dengan peningkatan ekonomi masyarakatnya serta pengenalan budaya yang ada. Untuk melaksanakan revitalisasi perlu adanya keterlibatan masyarakat. Keterlibatan yang dimaksud bukan sekedar ikut serta untuk mendukung aspek formalitas yang memerlukan adanya partisipasi masyarakat, selain itu masyarakat yang terlibat tidak hanya masyarakat di lingkungan tersebut saja, tapi masyarakat dalam arti luas. Untuk itu, perlu mekanisme yang jelas. Menurut Laretna bahwa ada aspek lain yang penting dan sangat berperan dalam revitalisasi, yaitu penggunaan peran teknologi informasi, khususnya dalam mengelola keterlibatan banyak fihak untuk menunjang kegiatan revitalisasi.
Selain itu revitalisasi juga dapat ditinjau dari aspek keunikan lokasi dan tempat bersejarah. atau revitalisasi dalam rangka untuk mengubah citra suatu kawasan.

Kebijakan pembinaan dan pemeliharaan warisan budaya nasional merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang kebudayaan serta untuk menyelamatkan dan mengembangkan warisan budaya. Salah satu bentuk pelestarian dan pemeliharaan terhadap benda sejarah dan purbakala adalah pemugaran. Untuk mencapai tujuan itu maka dalam pelaksalaannya perlu dilakukan revitalisasi untuk penyelamatan terhadap situs \ benteng \ Mesjid Indra Puri.Replikasi penyelamatan ini dimaksudkan untuk :
Mengetahui latar belakang penggunaan benteng \ mesjid Indra Puri.
menelusuri aspek-aspek arkeologi yang terdapat didalam tanah dalam mengungkap kronologi pengadaan benteng/mesjid dalam kegiatan sosial lainnya berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh.
Menulusuri bagian struktur dari bangunan benteng seperti tangga, pondasi dan lantai dalam usaha mengembalikan pada bentuk atau minimal mendekati bentuk yang sebenarnya.
Hasil yang diperoleh diharapkan dapat melestarikan dan mendayagunakan warisan budaya bangsa untuk sarana pembinaan dan objek studi bagi pengembangan ilmu kepurbakalaan khususnya.
Data-data yang arkeologi yang diperoleh diharapkan dapat menjadi kerangka penyusunan latar belakang sejarah pada situs ini.

Selain maksud dan tujuan revitalisasi penyelamatan seperti terurai diatas maka dalam penyusunan laporan hasil revitalisasi ini diharapkan dapat memberi informasi yang berkesinambungan tentang data arkeologis yang ada di daerah ini khususnya, serta referensi bagi para pelaksana kegiatan perlindungan dan pembinaan peninggalan bangunan bersejarah yang ada di Banda Aceh ini.





BAB II

OBJEK PENELITIAN

2.1 Lingkup Penelitian.

Penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang “Revitalisasi bangunan bersejarah di Banda Aceh “ ini mempunyai batas lingkup penelitian sebagai berikut:
Penelitian dilakukan pada bangunan bersejarah pada Benteng Indrapuri yang terletak di Banda Aceh.

o Aktivitas bangunan (untuk apa bangunan tersebut) dan subsistemnya dan perawatan dan perbaikan bangunan tersebut.
Waktu penelitian adalah bulan februari 2004



2.2 Metode Yang Digunakan.

Menginggat permasalahan tentang revitalisasi bangunan bersejarah di Banda Aceh sangat rumit, maka peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai sumber landasan pelaksanaan penelitian ini yaitu: teknik observasi langsung, teknik observasi tidak langsung.

Teknik Observasi Langsung: yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala yang terjadi di lokasi penelitian.

Teknik observasi tidak langsung: yaitu pengumpulan data dengan mempelajari dokumen-dokumen-dokumen yang berkaitan dengan lokasi penelitian. Dilakukan dengan mengumpulkan informasi-informasi tentang kondisi batas wilayah penelitian dan dengan mengumpulkan data dari bahan literatur yang membahas hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.



2.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara, yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala yang terjadi pada objek penelitian, sehingga mendapat informasi tentang fakta lapangan.

Penulis juga dapat kumpulan data dari bahan literatur-bahan literatur yang membahas hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

2.4 Pengambilan Sampel Di Lapangan / Pendataan

Penelitian ini merupakan peneletian yang bersifat umum dan menggunakan aplikasi dan apresiasi masyarakat dalam penentuan hasil akhir penelitian, sehingga dibutuhkan persepsi dan tanggapan masyarakat yang dipilih oleh peneliti sebagai sample untuk memperoleh informasi tentang penelitian ini.

Peneliti menggunakan metode pengambilan sistem judgemental or porposive sampling yaitu pemilihan sampling atas dasar pemilihan tertentu. Tujuan peneliti menggunakan sistem ini agar tidak terjadi miss communication antara peneliti dengan sampling.

Pada bagian sampel bangunan bersejarah, peneliti mengambil sampel bangunan bersejarah benteng Indrapuri menulusuri bagian struktur dari bangunan benteng seperti tangga, pondasi dan lantai dalam usaha mengembalikan pada bentuk atau minimal mendekati bentuk yang sebenarnya. Sehingga dapat lebih mempermudah bagi penulis untuk mendapatkan data/ informasi tentang judul topik yang diangkat.





BAB III

ANALISA DATA

Setiap wujud bangunan yang berasal dari masa lampau dapat memberikan indikasi tentang priodisasi dan fungsinya melalui pendekatan bentuk (tipologis). Dalam upaya mempertahankan bangunan bersejarah di Banda Aceh ini sangat diperlukan kepedulian Pemerintah Kota Banda Aceh terhadap bangunan bersejarah yang masih ada, di samping kurangnya kesadaran penduduk masyarakat disekitar bangunan akan pentingnya menjaga kelestarian bangunan bersejarah indrapuri tersebut. Selain sebagai upaya preservasi, konsep revitalisasi juga perlu diperhatikan sehingga mengacu pada pemberdayaan ekonomi pengelola maupun masyarakat agar bisa hidup dari tempat yang telah diperbaiki.

3.1 Penggunaan / Pemanfaatan Bangunan

Kurangnya data sejarah yang mengungkapkan keberadaan bekas bangunan Hindu di Indrapuri sebagai benteng pertahanan membuat kita agak sulit untuk menentukan secara pasti mengenai fungsinya sebagai benteng pertahanan. Dan secara tipologis, bangunan ini kurang memperlihatkan bentuk yang mendekati gaya-gaya arsitektur yang banyak mewarnai keadaan suatu benteng pertahanan di Indonesia sebagai mana dengan benteng-benteng pertahanan lain yang terdapat didaerah-daerah - Ujung Pandang yang terkenal dengan Benteng ujung Pandang atau Fort Roterdam,Bengkulu (benteng Marlborough), Maluku (benteng Duustede)dan lain-lain.

Selain itu biasanya sebuah bangunan benteng pertahanan lazim disetiap sudutnya dibangun bastion atau suatu bangunan yang berfungsi sebagai tempat pengintai dan pada sisi-sisinya terdapat belahan-belahan yang sengaja dibuat untuk meletakkan senjata (misalnya Meriam), serta lantai bagian dalam lebih rendah dari pada dinding.

Secara tipologis dan indikasi-indikasi lain yang kami amati secara langsung pada bangunan dinding tembok ini, memang kurang didapatkan gambaran yang menunjukkan gejala sebagai benteng pertahanan. Tetapi dari hasil kegiatan ekskavasi yang telah dilakukan baik didalam maupun diluar atau sekitar bangunan tersebut telah ditemukan beberapa data yang bersifat artefaktual dalam bentuk fragmentalis. Temuan-temuan yang dimaksudkan adalah fragmen-fragmen keramik asing Cina dan Eropa, fragmen botol tanah liat (Stoneware) serta pecahan-pecahan botol kaca.

3.2 Analisa Penelitian

Analisa Penelitian ini dengan mengamati segi historis dari benteng indrapuri dan melalui:

3.2.1. Wawancara

a. Mantan Kepala Desa Indrapuri, Bapak Marzuki

Menurut beliau Benteng Masjid Indrapuri pada masa lalu merupakan areal pusat kegiatan yang berlatar belakang agama Hindu. Dengan kata lain bahwa dimasa lampau daerah Indrapuri masyarakatnya pernah tersentuh oleh anasir-anasir hindu yang datang dari luar dan buktinya sekarang dapat kita lihat dengan adanya sisa bekas bangunan dinding tembok keliling bujur sangkar yang dibuat berundak serta bentuk oyif dan tumpal yang menonjol.

b. Pelaksana Urusan Umum, Kantor Suaka Peninggalan Sejarah Dan Purbakala Propinsi D.I Aceh Dan Sumatera Utara di Desa Indrapuri, Bapak Saifullah

Beliau berpendapat bahwa pada masa itu pendudukan kolonial Belanda yang pernah menguasai sebahagian besar daerah Aceh dan sampai pula ke daerah Aceh besar yang menyebabkan masjid Indrapuri diduduki dan dijadikan sebagai markas berhubung masjid ini strategis karena tempat berada pada ketinggian yang memungkinkan untuk mengawasi daerah sekitarnya dari tempat ini. Temuan berupa botol tanah liat atau stoneware baik yang masih utuh maupun bersifat fragmentalis telah ditemukan dalam jumlah yang cukup banyak, baik dari temuan permukaan maupun temuan dari hasil ekskavasi serta temuan mata uang logam (Golden) cukup memberikan petunjuk bahan masjid Indrapuri pernah dijadikan sebagai markas oleh Kompeni Belanda.

Dari wawancara yang kami lakukan maka kita memiliki gambaran bahwa situs Indrapuri tersebut di masa lalu pernah mengalami pemanfaatan oleh beberapa golongan dengan latar belakang yang berbeda-beda.



BAB IV

PENUTUP



KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil pengamatan secara langsung terhadap bangunan dinding tembok pada situs IndraPuri dapat memberikan indikasi tentang kegunaan bangunan tersebut,yakni adanya pola penempatan bahan baku yang dipasang tidak teratur dan hanya diberi spesi dari kapur campur tanah liat sebagai perekatnya.Selain itu bentuk bangunan yang dibuat berundak serta pola hias oyif dan tumpul turut memberikan gambaran tentang latar belakang pengadaannya,yakni bahwa bangunan dinding tembok tersebut merupakan bekas bangunan peribadatan umat Hindu atau Candi.

Hiasan dan tumpal merupakan hiasan yang lazim mewarnai suatu bangunan candi sebagai lambang kesuburan,dan bangunan candi dibuat berundak adalah survival kepercayaan dari Meru sebagai tempat bersemayamnya para Dewa sehingga Meru atau gunung merupakan tempat yang dianggap suci yang dilebur dalam bentuk pembuatan candi.

Pada periode selanjutnya,lokasi diatas bekas bangunan hindu tersebut dialih fungsikan dengan mendirikan sebuah Mesjid(mesjid indrapuri) yang sampai sekarang masih berdiri utuh dan tetap difungsikan.

Secara tipelogis,mesjid ini masih mengikuti pola bangunan yang berasal dari tradisi sebelumnya,sebagaimana lazimnya dengan mesjd-mesjid kuno umumnya di Indonesia.




SARAN-SARAN


Dinding tembok bekas bangunan Hindu yang dianggap pernah berfungsi sebagai benteng pertahanan,belum diperoleh suatu bukti arkeologis maupun sejarah.Sehingga masih perlu diadakan penelitian secara menyuluruh baik didalam kompleks bangunan,maupun diluar kompleks bangunan.Untuk mencari data tambahan yang dapat memberikan gambaran terhadap bangunan yang ada secara menyeluruh termasuk keadaan lingkungan sekitar bangunan tersebut pada masa lampau agar dapat dijadikan sebagai pedoman perkontruksiannya dalam pemugaran.

2. Bangunan-bangunan baru yang ada dikompleks benteng/mesjid Indrapuri perlu dipindahkan untuk menjaga keamanan bangunan lama dari gangguan yang dapat mencemari kelestarian dan bentuk aslinya.
Perlu diadakan penataan lingkungan disekitar komplek ini pada masa berakhirnya pemugaran untuk menambah estetika objek bangunan,sehingga studi bangunan benteng/Mesjid Indrapuri dapat dijadikan objek wisata,pendidikan dan objek penelitian.
Karena situs bangunan benteng Mesjid Indrapri adalah monumen yang dilindungi undang-Undang Cagar Budaya adalah dalam pengawasan kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Propinsi NAD dan Sumatra Utara,maka setiap ada rencana mengadakan revitalisasi dan lain sebagainya dalam bentuk apapun agar sepengetahuan dan seizin kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Propinsi NAD.

SBY vs MAHMOUD AHMAD DINEJAD

Rabu, 12 Mar 2008,
Ahmadinejad Puja-Puji SBY


Laporan Mochamad Elman Dari Teheran, Iran
TEHERAN - Diawali upacara militer yang berlangsung sederhana, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diterima di Kantor Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad kemarin pukul 07.30 waktu setempat atau sekitar pukul 11.00 WIB.

Begitu turun dari mobil di halaman kantor, sebuah gedung dua lantai, SBY langsung dirangkul dan dicium kedua pipinya oleh Ahmadinejad. "Ini pagi yang indah, pertemuan ini diridai Allah subhana wata’ala," kata SBY kemudian diterjemahkan ke bahasa Iran oleh penerjemah yang berdiri di sampingnya.

Ahmadinejad yang memakai jas lengkap -minus dasi- tampak tersenyum. Keduanya berdiri di samping foto poster SBY ukuran besar yang dipasang di depan kantor kepresidenan. SBY dan Ahmadinejad yang bertubuh ramping itu lalu menaiki tangga kantor kepresidenan untuk melakukan pembicaraan empat mata.

Sambutan terhadap SBY benar-benar hangat. Sepanjang jalan menuju kantor kepresidenan, foto poster SBY terpampang di mana-mana. Jalanan Teheran sangat minim iklan komersial. Yang banyak justru foto pemimpin spritual dan revolusi Islam Iran almarhum Ayatollah Khomeini dan pemimpin spiritual (Supreme Leader) Ali Khamenei.

Namun, khusus menyambut SBY, foto ukuran besar itu sudah menyambut delegasi Indonesia saat tiba di Bandara Internasional Mehraba, Senin (10/3).

Agenda pertemuan SBY kemarin, selain membahas masalah politik dan keamanan internasional, juga membicarakan kerja sama ekonomi kedua negara. Delegasi presiden yang dibawa dalam kunjungan ke Iran, antara lain, Ny Hj Ani Bambang Yudhoyono, Mensesneg Hatta Radjasa, Menlu Hassan Wirajuda, Menperdag Marie Elka Pangestu, Menteri Agama Maftuh Basyuni, dan Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah Alwi Shihab. Dari kalangan pengusaha tampak antara lain Ketua Kadin Moh. S. Hidayat, Dirut PT Pertamina Ari Sumarno, serta Dirut PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar.

Pada kunjungan SBY ke kantor kepresidenan kemarin, ibu negara Ani SBY tidak terlihat. Yang juga menarik, semua staf kepresidenan dan protokoler harus memakai busana longgar dan penutup kepala. Tak terkecuali Menteri Perdagangan Marie Pangestu yang tampak anggun dengan jarik batik, kebaya, kerudung merah muda.

Ahmadinejad terkesan sangat girang menyambut SBY. Boleh jadi itu terkait keputusan Indonesia mengambil sikap tidak mendukung (abstain) Resolusi 1747 Dewan Keamanan PBB yang memberi sanksi lebih berat untuk program nuklir Iran. Saat pengambilan suara di Dewan Keamanan Selasa (4/3), Indonesia menjadi lonely nation karena menjadi satu-satunya negara yang bersikap abstain. 14 negara lainnya mendukung resolusi.

Karena itu, saat dipertemukan dengan semua anggota delegasi, tak semua mendapat ciuman dari Ahmadinejad. Tapi, giliran Menlu Hassan dan Utusan Khusus Timur Tengah Alwi Shihab, keduanya dipeluk dan dihadiahi ciuman.

Perhatian terhadap kehadiran SBY sangat besar. Ini terlihat dari puluhan wartawan lokal dan internasional yang meliput. Pertemuan empat mata dan pembicaraan bilateral delegasi kedua negara berlangsung lumayan panjang, tiga jam lebih. Meski demikian, para wartawan itu terlihat dengan sabar menunggu. Ruang konferensi pers tak ada separonya Istana Merdeka, sehingga udara Teheran yang sebetulnya dingin jadi terasa gerah.

Kota Teheran sedang menyongsong musim semi. Pohon-pohon kebanyakan masih meranggas. Beberapa puncak gunung yang mengitari ibu kota Iran ini masih diselimuti salju.

Pada saat jumpa pers siangnya Ahmadinejad terang-terangan memuji sikap abstain Indonesia sebagai langkah yang bisa memengaruhi citra tentang Dewan Keamanan PBB. "Itu sikap yang adil," katanya.

Ahmadinejad yakin kehadiran Indonesia sebagai anggota tidak tetap di DK PBB bisa memengaruhi lembaga ini untuk menjaga perdamaian dunia. Sebagai negara

besar di Timur Tengah dan Asia Tenggara, mantan wali kota Teheran itu yakin Iran dan Indonesia bisa berperan dalam percaturan ekonomi serta mencari solusi bagi konflik di Palestina, Afghanistan, Iraq, dan lain-lain.

"Beliau adalah saudara saya," kata Ahmadinejad. Dia juga berjanji lebih banyak mengajak SBY membicarakan persoalan-persoalan kenegaraan bersama.

Usai jumpa pers, acara dilanjutkan jamuan santap siang. Ahmadinejad dan SBY lalu keluar dengan berjalan kaki dari kantor kepresidenan. Bak "saudara", keduanya saling menebar senyum dan lambaian tangan kepada para wartawan.

Jarak ke tempat makan siang itu sekitar 100 meter dari kantor presiden. Di luar dugaan, saat pintu gerbang kantor kepresidenan dibuka, beberapa gadis SD yang masih membawa tas sekolah mencegat SBY dan Ahmadinejad. Mereka berceloteh bareng dalam bahasa Iran. Rupanya, rombongan bocah itu ingin mengajak tamu negara Iran dan minta tanda tangan. SBY benar-benar sedang punya banyak fans di Iran. (*/kim)

kata pengantar

alhamdu lillah....
akhirnya blog yang saya inginkan ini bisa jadi, walaupun pembuatan blog ini terjadi tidak disengaja, ini berkat blog salah satu dosen saya di fakultas TARBIYAH di IAIN Sunan Ampel Surabaya, yang saya gunakan sebagai salah satu sarana komunikasi sekaligus menimba informasi tentang dunia pendidikan (khususnya yang berkaitan dengan perkuliahan).

semoga dengan adanya blog ini saya bisa leluasa menulis dan berkomunikasi dengan banyak pihak dan kalangan, dan mohon memberi kritik, komentar, ataupun informasi yang bersifat membangun untuk saya jadikan bahan pembelajaran.